PERAN KELUARGA, SEKOLAH, MASYARAKAT
DAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN
A.
Peran Keluarga Dalam Pendidikan
Proses pendidikan bagi generasi muda
mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu adalah sekolah, masyarakat dan
keluarga. Pengertian keluarga tersebut nyata dalam peran orang tua. Pola
penyelenggaraan pendidikan nasional mengakibatkan ketiga pilar penting
terpisah. Sekolah terpisah dari masyarakat atau orang tua. Peran orangtua
terbatas pada persoalan dana. Orang tua dan masyarakat belum terlibat dalam
proses pendidikan menyangkut pengambilan keputusan monitoring, pengawasan dan
akuntabilitas. Akibatnya sekolah tidak mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada orangtua.
Anak merupakan masa depan bagi
setiap orangtua. Pada usia balita, anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang
dan perhatian orang tuanya seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri.
Ketika menjelang usia remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, dan
minggat dari rumah dan menjadi anak jalanan. Kesibukkan orang tua yang
berlebihan, terutama ibu, menyebabkan anak kehilangan perhatian.
Menurut Dr. Zakiah Drajat, tanggung
jawab pendidikan kristen yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus
dilaksanakan dalam rangka:
1.
Memelihara dan membesarkan anak.
2.
Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai
gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang
sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianut.
3.
Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh
peluang-peluang memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi-tinggi
mungkin yang dapat dicapainya.
4.
Membahagiakan anak di dunia, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.
Ayah dan ibu adalah teladan pertama
bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah
dan ibu dengan sendirinya memiliki Pengaruh yang sangat dalam terhadap
pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa
lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan
keluarga. Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain :
1)
Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak
mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada
saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka
akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua
orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan
anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian
ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.
2)
Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan
ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi
dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka
menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.
3)
Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Saling menghormati
artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan
kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan
keakraban. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau
menghormati sesamanya.
4)
Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak
berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini
akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap.
Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah
untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka
percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri.
5)
Mengadakan perkumpulan antara orang tua dan anak. Dengan melihat keingintahuan
fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan
badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu
kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan
hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai
tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan
mencari contoh lain; baik atau buruk dan hal ini akan menyiapkan sarana
penyelewengan anak. Hal yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah
satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan
kepribadian.
Orang tua adalah penanggung jawab
utama dalam pendidikan anak, sedang sekolah atau guru adalah penerima tanggung
jawab dari orang tua yang tentu saja akan bertanggung jawab juga kepada Allah
tentang perlakuannya selama anak itu berada bersama mereka. Oleh karenanya
dapat dikatakan bahwa kerja sama antara orang tua dan guru penting sekali.
Sekolah dalam hal ini guru memikirkan dan memilih sarana, bahan dan metode
pembelajaran di sekolah.
Orang tua mendukung proses
pendidikan di sekolah dengan cara:
1)
Membimbing anak untuk terus melanjutkan apa yang sudah diberikan di sekolah.
2)
Menemukan minat-minat anak yang kemudian hasilnya dapat dikomunikasikan dengan
sekolah
3)
Mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan sekolah anak dengan pihak sekolah
4)
Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Dengan mengetahui hal-hal yang
terkait dengan pendidikan anak tersebut diatas diharapkan akan terbentuk
hubungan yang baik antara anak, orang tua dan sekolah. Dengan demikian akan
diperoleh optimalisasi pendidikan terhadap anak.
B.
Peran Sekolah Dalam Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan di sekolah
merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan
lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan
dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi
yang sangat sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah
berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah
menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud
dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di
sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Ada beberapa karakteristik proses
pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu:
1)
Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan
hierarkis
2)
Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3)
Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4)
Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5)
Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan mendatang
Sebagi lembaga pendidikan yang
bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas
yang berlaku, meliputi:
1)
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan
menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
2)
Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan
yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
3)
Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan
pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan
ketentuan-ketentuan jabatannya
Peranan sekolah sebagai lembaga yang
membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari
keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan
sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:
1)
Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik,
dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
2)
Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
3)
Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa dan Negara.
Fungsi sekolah menurut Suwarno yang
diperinci dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:
1)
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan; Di samping
bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, fungsi
sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan pengetahuan dan
melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual
dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.
2)
Spesialisasi; Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah makin
bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial yang
melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial
yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3)
Efisiensi; Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di
bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
dalam masyarakat menjadi lebih efisien, sebab: Seumpama tidak ada sekolah, dan
pekerjaan mendidik hanya harus dipikul oleh keluarga, maka hal ini tidak akan
efisien karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta banyak orang
tua tidak mampu melaksanakan pendidikan yang di maksud. Karena pendidikan
sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan sistematis. Di sekolah
dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus
4)
Sosialisasi; Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses
sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi mahluk sosial,
mahluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun
pada akhirnya ia berada di masyarakat.
5)
Konservasi dan transmisi cultural; Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara
warisan budaya yang hidup dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan
tadi (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak
didik.
6)
Transisi dari rumah ke masyarakat
7)
Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang
tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri
sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
Di sekolah anak tidak mempunyai
“hak-hak istimewa” seperti hal nya dalam keluarga di rumah. Semua anak
mempunyai hak yang sama, kewajiban yang sama, dan diperlakukan yang sama. Di
sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis.
Di sekolah anak-anak belajar
berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal
untuk kehidupannya nanti di masyarakat dan inilah tugas utama dari sekolah.
Sejajar dengan kedudukan sekolah,
ialah berbagai macam kursus-kursus, ditinjau dari fungsinya untuk memberikan
bekal hidup kepada anak, maka nampaknya kursus–kursus ini lebih berhasil jika
dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa.
C.
Peran Masyarakat Dalam Pendidikan
Manusia adalah makhluk sosial yaitu
makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama yang
didasari pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Pendidikan dalam konteks
ini adalah usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal agar mereka dapat berperan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat dan lingkungan. Dalam hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada
dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta kualitas pendidikan itu
sendiri. Semakin besar output sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang
mantap dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas maka
tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat, sebaliknya meskipun
lembaga pendidikan mampu mengeluarkan outputnya tapi dengan SDM yang rendah
secara kualitas, itu juga jadi masalah tidak saja bagi output yang bersangkutan
tapi berpengaruh juga bagi masyarakat.
Pendidikan dan masyarakat saling
keterkaitan, untuk mengembangkan pendidikan diperlukan partisipasi dari
masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini berperan sebagai subjek atau pelaku
pendidikan, tanpa adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan, maka negara
tidak akan berkembang, kita akan tergantung pada orang atau negara lain yang
jauh lebih berkembang dari kita, maka dari itu peranan masyarakat terhadap
pendidikan sangat berpengaruh untuk perkembangan wilayah atau negaranya
sendiri, melalui pendidikan masyarakat dapat memperoleh ilmu yang dapat ia
manfaatkan di dalam kehidupan untuk kesejahteraan bersama.
Pembinaan dan tanggungjawab pendidikan oleh masyarakat, Bila
dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang yang
dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai
kepada yang berpendidikan tinggi. Baiknya kualitas suatu masyarakat ditentukan
oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin baik pendidikan anggotanya,
makin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat merupakan
lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya
masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan
keluarga dan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi
pergaulan yang terjadi di masyarakat. Meski demikian masyarakat mempunyai peran
yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat antara lain
menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan Nasional, ikut
melaksanakan pendidikan non pemerintah (sosial).
Walaupun tanggung jawab masyarakat
terhadap pendidikan belum jelas, akan tetapi masyarakat harus berperan aktif
dalam pendidikan, karena masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga
setelah lingkungan keluarga dan sekolah. Oleh karena itu untuk memperoleh
kualitas yang baik terhadap pendidikan, maka kualitas masyarakat pun harus
baik, agar saling menunjang antara satu dan lainnya, jika kualitas pendidikannya
baik maka akan hasil didik yang baik secara keseluruhan.
D.
Peran Pemerintah Dalam Pendidikan
Peran pemerintah dalam
penyelenggaraan pendidikan mencakup 2 aspek, yaitu aspek mutu dan aspek
pemerataan pendidikan.
a.
Aspek Mutu
Mutu pendidikan di Indonesia harus
lebih ditingkatkan lagi, karena sampai saat ini bukti dari peningkatan mutu
tersebut belum nampak jelas. Indikatornya dapat dilihat sebagai berikut :
1) Prestasi : masih jauh dibawah standar
yang diharapkan
2) Aspek non akademik : banyak kritikan
terhadap masalah kedisiplinan, moral dan etika, kreatiitas dan kemandirian
serta sikap demokratis yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang
diharapkan.
3) Kualitas pendidik : masih rendahnya
atau kurangnya kesadaran dari seorang pendidik untuk mendidik dengan
sungguh-sungguh.
4) Kondisi lingkungan sekolah untuk
mengimplementasikan pendidikan yang bersifat non akademik : pemerintah
harus lebih mengembangkan mutu sekolah dengan memberikan arahan dan perbaikan
kegiatan belajar mengajar di sekolah yang didukung oleh tenaga kependidikan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :
1)
Pembenahan kurikulum pendidikan Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar
minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif,
inovatif, demokratis dan sikap mandiri anak didik.
2)
Meningkatkan Kualifikasi Tenaga Pendidik yang sesuai dengan kompetensi,
keahlian dan kebutuhan sekolah baik melalui pendidikan maupun pelatihan.
3)
Menciptakan suasana yang kompetitif antar sekolah dalam memajukan dan
meningkakan kualitas siswa dan sekolah sesuai standar yang telah ditetapkan.
b.
Aspek Pemerataan Pendidikan
Pemerintah harus menjamin pemerataan
kesempatan bagi seluruh anak dari semua lapisan masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan. Akan tetapi angka pemerataan pendidikan saat ini baru mencapai 70%.
Indikator permasalahnnya dapat dilihat sebagai berikut :
1)
Banyak lapisan masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan dasar secara
optimal, khususnya didaerah terpencil, pelosok dan kumuh.
2)
Faktor geografis wilayah Indonesia yang sulit dijangkau sehingga masih banyak
anak didik yang tidak bersekolah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :
1)
Memberikan perhatian khusus kepada anak kurang mampu terutama yang berada di
daerah terpencil, pelosok dan kumuh.
2)
Membangun gedung sekolah di tiap-tiap daerah.
3)
Memberikan kepercayaan kepada daerah untuk membangun pendidikan sampai ke
daerah terpencil, sehingga pemerintah pusat tidak perlu mencapai
kepelosok-pelosok daerah di Indonesia.
Proses Kegiatan Belajar Kelas XI MIPA 1 & 2 Pada Materi Peran Keluarga, Sekolah, Masyarakat dan Pemerintah dalam Pendidikan