Kehidupan itu pasti ada yang tidak menyenangkan.
Terutama dari seseorang yang berlabel "teman".
Saya mengalami sendiri bagaimana seorang yang menunjukkan sikap baik di depan kita, manis kalimatnya namun di belakang kita dia melakukan pembunuhan atas karakter kita.
Bukan hanya melalui status sindiran di WA nya, namun juga melakukan manipulasi terhadap orang lain. Bahwa kita yang sudah bersalah kepada dia, dan dia tidak pernah salah. Selalu mencari kambing hitam dari setiap perbuatannya, dan kita salah satunya.
Awal cerita, saya kenal sama seseorang ini ketika mengikuti pendidikan profesi guru.
Dia dari ibukota negara, dan saya dari daerah Kalimantan.
Entah kenapa, dia selalu merasa harus bersaing dengan saya, mungkin dari pribadi saya yang suka membantu, menolong, berbagi dan terutama TEGAS dalam hal apapun.
Saya memang bisa membaur, meski kurang suka bergaul.
Saya menjadi sedikit akrab dan dekat dengan beberapa panitia, mungkin dikarenakan pola pikir mereka yang saya sukai dan sama dengan karakter saya.
Orang ini, berusaha mendekati saya dengan saling membagi cerita hidup, namun karna saya tipe mudah akrab bukan berarti saya langsung merasa dekat secara emosi meski ada beberapa persamaan dalam hidup kami.
Saya sudah terlatih untuk menghargai orang lain, tidak menghakimi apalagi menghina atas segala kekurangan orang lain. Tidak akan ada award dalam hidup saya untuk perbuatan seperti itu. Bagusnya saling bantu.
Singkatnya, selama 2 taun mengenal dia, sepertinya dia merasa ada sesuatu yang harus dia lakukan lebih baik dari saya, persaingan yang harus slalu dia menangkan.
Dia menyindir status saya sebagai instruktur nasional, dan menyampaikan kalw dia juga instruktur di kotanya, bagi dia itu persaingan prestasi namun bagi saya itu konsep bagus karna kelak bisa berkolaborasi. Sayangnya, bagi dia itu tidak mungkin, karna saya orang kampung.
Tetapi selepas pendidikan, saya kembali ke aktifitas dan proses kehidupan saya, ada cita-cita pribadi yang saya ingin capai. Puji Tuhan dalam 1 tahun saya bisa berhasil mencapainya, meski penuh dengan proses di jalan berbatu-batu dan kerikil tajam. Bukankah tidak ada jalan kehidupan yang slalu mulus?
Herannya, orang ini mengikuti semua apa yang telah saya lakukan. Seakan dia ingin buktikan kalw dia bisa dan mampu serta lebih baik dari saya.
Ikut mendaftar pelatihan pada suatu organisasi Negeri, yang notabene saya menjadi coach atw mentor di beberapa kanalnya. Begitu juga mengikuti kegiatan saya yang lain, ikut di organisasi yang saya bentuk bersama rekan-rekan. Yaa saya sih ga terganggu dengan itu, karena bukti bahwa dia dan mereka tidak lebih dari follower saya, I am the first.
Nah kebetulan ada "kekasih"nya yang saya ajak menjadi pendiri. Saya tau bagaimana perbuatan dan perkataan mereka di belakang saya. Tapi, harapan saya mereka bisa berubah dan lebih profesional.
Ternyata saya salah. Orang ini meneror saya menggunakan no WA kekasihnya, dan kekasihnya mengklaim kalw itu di hack. Saya tau sih mereka berbohong, tapi kan untuk apa dipaksakan. Toh POLDA Kalteng juga udah melacak dan memberitau IP Addressnya serta email yang dipake sampe no IMEI Hp.
Parahnya lagi, kekasihnya ini ternyata selain pandai berbohong juga pandai menggosip dan memanipulasi orang lain, ga heran karna dia lulusan Politik dan juga orang partai. Cuman dia ga tau berhadapan dengan sapa, saya tau perlakuannya di belakang saya, dan saya anggap udah kelewatan. Itu merusak kepercayaan pribadi maupun golongan di organisasi. Terlebih ketika orang itu meminta temannya yang salah satu rekan saya di satu komunitas untuk mengcapture semua percakapan saya di grup WA kami, kemudian capture itu di kirimkan ke kekasih orang tadi dan beberapa orang di organisasi.
Wah itu pelanggaran ITE banget. Saya ga heran. Karna orang itu dan kekasih kan sebelumnya udah meneror saya, apalagi juga sudah mengajak orang lain melakukan hal sama.
Saya laporkan semua ke POLDA Kalteng, cuman saya ga teruskan.
Sebab saya memikirkan lagi kasihan dengan anak-anak mereka, masih kecil-kecil. Terlebih orang itu seorang single parent.
Akhirnya tindakan saya adalah melepas mereka semua, mendoakan mereka. Namun tidak akan mengingat mereka adalah teman-teman saya. Tidak akan lagi menganggap mereka teman-teman saya.
Mereka itu tuh semua ada kelainan psikologis, mereka yang mencetus kejadian kemudian mereka berusaha menjadi korbannya dengan membuat saya sebagai kambing hitamnya.
Saya tau TOXIC nya mereka, karena itu saya tidak mau bergaul dekat-dekat dengan mereka. Nanti kehidupan saya jadi teracuni seperti yang sudah-sudah. Mereka tuh pengen naik panggung dan dikenal sebagai pahlawan. Tanpa paham proses dan tidak mau trima resiko.
Pesan saya, hati-hati dengan orang-orang seperti ini.
Di depan kalian bisa jadi dia manis, namun di belakang kalian akan ada perkataan dan tindakan mereka yang mengkhianati kalian.
Kalw di agama Kristen tuh, mereka ini adalah contoh Yudas masa kini.
Tidak bisa dijadikan teman apalagi sahabat.
Mereka akan meracuni hidupmu, karna mereka adalah racun itu sendiri.
So, be wise dalam memilih teman dan pergaulan..
God Bless.....