Minggu, 07 November 2021

Toxic People in Your Circumtances

Kehidupan itu pasti ada yang tidak menyenangkan. 

Terutama dari seseorang yang berlabel "teman".

Saya mengalami sendiri bagaimana seorang yang menunjukkan sikap baik di depan kita, manis kalimatnya namun di belakang kita dia melakukan pembunuhan atas karakter kita.

Bukan hanya melalui status sindiran di WA nya, namun juga melakukan manipulasi terhadap orang lain. Bahwa kita yang sudah bersalah kepada dia, dan dia tidak pernah salah. Selalu mencari kambing hitam dari setiap perbuatannya, dan kita salah satunya.

Awal cerita, saya kenal sama seseorang ini ketika mengikuti pendidikan profesi guru.

Dia dari ibukota negara, dan saya dari daerah Kalimantan.

Entah kenapa, dia selalu merasa harus bersaing dengan saya, mungkin dari pribadi saya yang suka membantu, menolong, berbagi dan terutama TEGAS dalam hal apapun.

Saya memang bisa membaur, meski kurang suka bergaul.

Saya menjadi sedikit akrab dan dekat dengan beberapa panitia, mungkin dikarenakan pola pikir mereka yang saya sukai dan sama dengan karakter saya.

Orang ini, berusaha mendekati saya dengan saling membagi cerita hidup, namun karna saya tipe mudah akrab bukan berarti saya langsung merasa dekat secara emosi meski ada beberapa persamaan dalam hidup kami.

Saya sudah terlatih untuk menghargai orang lain, tidak menghakimi apalagi menghina atas segala kekurangan orang lain. Tidak akan ada award dalam hidup saya untuk perbuatan seperti itu. Bagusnya saling bantu.

Singkatnya, selama 2 taun mengenal dia, sepertinya dia merasa ada sesuatu yang harus dia lakukan lebih baik dari saya, persaingan yang harus slalu dia menangkan.

Dia menyindir status saya sebagai instruktur nasional, dan menyampaikan kalw dia juga instruktur di kotanya, bagi dia itu persaingan prestasi namun bagi saya itu konsep bagus karna kelak bisa berkolaborasi. Sayangnya, bagi dia itu tidak mungkin, karna saya orang kampung.

Tetapi selepas pendidikan, saya kembali ke aktifitas dan proses kehidupan saya, ada cita-cita pribadi yang saya ingin capai. Puji Tuhan dalam 1 tahun saya bisa berhasil mencapainya, meski penuh dengan proses di jalan berbatu-batu dan kerikil tajam. Bukankah tidak ada jalan kehidupan yang slalu mulus?

Herannya, orang ini mengikuti semua apa yang telah saya lakukan. Seakan dia ingin buktikan kalw dia bisa dan mampu serta lebih baik dari saya.

Ikut mendaftar pelatihan pada suatu organisasi Negeri, yang notabene saya menjadi coach atw mentor di beberapa kanalnya. Begitu juga mengikuti kegiatan saya yang lain, ikut di organisasi yang saya bentuk bersama rekan-rekan. Yaa saya sih ga terganggu dengan itu, karena bukti bahwa dia dan mereka tidak lebih dari follower saya, I am the first.

Nah kebetulan ada "kekasih"nya yang saya ajak menjadi pendiri. Saya tau bagaimana perbuatan dan perkataan mereka di belakang saya. Tapi, harapan saya mereka bisa berubah dan lebih profesional.

Ternyata saya salah. Orang ini meneror saya menggunakan no WA kekasihnya, dan kekasihnya mengklaim kalw itu di hack. Saya tau sih mereka berbohong, tapi kan untuk apa dipaksakan. Toh POLDA Kalteng juga udah melacak dan memberitau IP Addressnya serta email yang dipake sampe no IMEI Hp.

Parahnya lagi, kekasihnya ini ternyata selain pandai berbohong juga pandai menggosip dan memanipulasi orang lain, ga heran karna dia lulusan Politik dan juga orang partai. Cuman dia ga tau berhadapan dengan sapa, saya tau perlakuannya di belakang saya, dan saya anggap udah kelewatan. Itu merusak kepercayaan pribadi maupun golongan di organisasi. Terlebih ketika orang itu meminta temannya yang salah satu rekan saya di satu komunitas untuk mengcapture semua percakapan saya di grup WA kami, kemudian capture itu di kirimkan ke kekasih orang tadi dan beberapa orang di organisasi.

Wah itu pelanggaran ITE banget. Saya ga heran. Karna orang itu dan kekasih kan sebelumnya udah meneror saya, apalagi juga sudah mengajak orang lain melakukan hal sama.

Saya laporkan semua ke POLDA Kalteng, cuman saya ga teruskan.

Sebab saya memikirkan lagi kasihan dengan anak-anak mereka, masih kecil-kecil. Terlebih orang itu seorang single parent. 

Akhirnya tindakan saya adalah melepas mereka semua, mendoakan mereka. Namun tidak akan mengingat mereka adalah teman-teman saya. Tidak akan lagi menganggap mereka teman-teman saya.

Mereka itu tuh semua ada kelainan psikologis, mereka yang mencetus kejadian kemudian mereka berusaha menjadi korbannya dengan membuat saya sebagai kambing hitamnya.

Saya tau TOXIC nya mereka, karena itu saya tidak mau bergaul dekat-dekat dengan mereka. Nanti kehidupan saya jadi teracuni seperti yang sudah-sudah. Mereka tuh pengen naik panggung dan dikenal sebagai pahlawan. Tanpa paham proses dan tidak mau trima resiko. 

Pesan saya, hati-hati dengan orang-orang seperti ini.

Di depan kalian bisa jadi dia manis, namun di belakang kalian akan ada perkataan dan tindakan mereka yang mengkhianati kalian.

Kalw di agama Kristen tuh, mereka ini adalah contoh Yudas masa kini.

Tidak bisa dijadikan teman apalagi sahabat.

Mereka akan meracuni hidupmu, karna mereka adalah racun itu sendiri. 


So, be wise dalam memilih teman dan pergaulan.. 


God Bless.....

Senin, 06 September 2021

Gelisah Karena Keinginan Tidak Kunjung Tercapai

Gelisah Karena Keinginan Tidak Kunjung Tercapai

Aku adalah seorang perempuan di usia pertengahan 30an, dan hanya seorang guru honor yang memiliki banyak keinginan. 

Pernah aku iri jika melihat pencapaian orang lain dan juga kehidupan bahagianya yang selalu dipamerkan di media sosial. Bisa liburan ke kota atau bahkan ada yang liburan ke luar negeri. 

Sedangkan aku sudah hampir 11 tahun usia anakku belum sekalipun pernah mengajak anakku jalan-jalan keluar kota, menikmati fasilitas permainan maupun pemandangan di kota-kota yang terkenal akan destinasi pariwisatanya. 

Mom & Daughter

Kadang kegelisahan ini selalu muncul di pikiranku, apalagi jika anakku bertanya kalau dia ingin pergi ke kota A yang ada wahana permainan yang lengkap. Kegelisahan seperti yang ku rasakan ini mungkin banyak dialami oleh orang lain yang memiliki profesi sama dengan gaji yang sangat pas-pasan dan bahkan minimal untuk pemenuhan kebutuhan tiap bulannya. Tidak semua orang bisa beruntung dan memiliki pilihan untuk menentukan liburan kemana. 

Keinginan adalah suatu harapan yang wajar, suatu impian yang hadir dan mungkin ada yang berusaha mewujudkannya dengan bekerja keras. Bukankah bermimpi dan memiliki keinginan merupakan suatu hasrat di dalam diri yang bisa membangkitkan potensi dan motivasi diri? 

Namun, ada hal yang harus dibatasi dan dipagari. Tidak semua keinginan dan mimpi harus  diwujudkan. Untuk itu, aku selalu mengingatkan diri bahwa untuk sekarang pun sudah bersyukur, sebab tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya, dan tidak semua orang bisa mencapai di posisiku sekarang yang mungkin saja adalah impian bagi sebagian orang. Bukankah semua ini harus ku syukuri, nikmati dan hargai? 

Foto by Meyrisa Ang

Puji Tuhan, dengan pengingat diri itu kegelisahanku untuk jalan-jalan dan liburan keluar kota berkurang, aku lebih mensyukuri kebersamaanku bersama anakku di waktu luang tanpa harus pergi pesiar. Apalagi dengan kondisi pandemi yang mendunia. Di rumah saja adalah salah satu pilihan terbaik yang ada supaya bisa terhindar dari terpaparnya virus pandemi dan tetap sehat. 

Sebab, di dalam tubuh yang sehat maka tersimpan jiwa yang sehat pula. Jika tubuh sehat, dan masih bisa bekerja keras maka akan bisa berlibur kemana pun yang di mau. 

Untuk itu, bersyukurlah dengan keadaan sekarang yang sudah diberikan Tuhan, manusia hanya melaksanakan apa yang wajib dilaksanakannya dan Tuhan lah yang akan menyempurnakannya nanti. 

Tidak ada yang lebih hebat dari berlibur kemana pun, dengan biaya yang hemat dan murah, yaitu berlibur secara virtual. Dengan adanya Teknologi, adanya Youtube maka kita bisa menikmati liburan meski dirumah saja. 

Tetaplah bersyukur, hidupilah hidup yang sudah luar biasa sempurna dibentuk oleh Tuhan. Dan pastinya tidak ada rancanganNya yang salah dalam hidup kita sekarang ini. Tuhan tak pernah gagal dalam rencanaNya dihidup kita. 

Tuhan memberkati.....


#semuabisamenulis

#gurumotivatorliterasi

#forumindonesiamenulis

#gurumotivator

#majukanliterasiindonesia


Forum Indonesia Menulis Fim

Selasa, 10 Agustus 2021

Cerita Belajar.id : Mudah mengakses data dengan Google Drive

 Cerita Belajar.id

Mudah mengakses data dengan Google Drive

Masalah

Dampak

Solusi

Masalah

Saya menggunakan Google Classroom sebagai kelas belajar selama pandemi covid 19 secara penuh. Dan untuk pengumpulan tugas ada di beberapa unit saya meminta tugas dalam bentuk gambar, PPT atau slide dan Video. Namun kendala utama adalah Google Drive dari akun Gmail biasa tidak mampu menampung banyaknya tugas yang dikumpulkan peserta didik saya. Kalau harus dihapus sungguh sangat sayang sekali karena itu adalah hasil pekerjaan mereka yang layak untuk disimpan di publikasikan, sehingga kelak bisa menjadi contoh sebagai bahan pelajaran. Untuk itu terpaksa saya harus mengganti-ganti akun gmail untuk membuat Google Classroom saya supaya bisa muat semua tugas dari peserta didik saya.

Dampak

Kemudian setelah saya mendapatkan akun belajar.id dan membuat Google Classroom, akhirnya saya tidak perlu lagi berganti-ganti email demi bisa mendapatkan Drive yang mumpuni untuk membantu saya mengelola kelas Google saya. Sungguh sangat diberkati memiliki kelas Google dengan tempat penyimpanan yang tak terbatas. Membantu mempermudah pekerjaan saya dalam hal administrasi kelas.

Solusi

Untuk bisa menggunakan Google Drive akun belajar.id, langkah pertama adalah login ke Google Akun dan masukkan email dari akun belajar.id yang sudah kita dapat dari operator atau kepala sekolah. Lalu klik titik yang ada sembilan di sebelah bulatan akun dan pilih Drive. Nah disitu kita bisa melihat semua Materi dan Tugas yang sudah kita kirimkan di Google Classroom kita, yang tentu saja kita membuat Google Classroom terlebih dahulu, pada folder Classroom. Kita pun bisa merubah warna folder sesuai kesukaan kita untuk lebih mempermudah kita mencari folder classroom, dan bisa kita tambahkan sebagai prioritas untuk lebih mempermudah kita mengorganisir kelas kita.




Google Drive Akun Belajar.id


Berikut ini Video panduan untuk membuat Google Classroom dan Membuka Google Drive dari akun Belajar.id




Kamis, 25 Februari 2021

Akun Pembelajaran dari Kemdikbud (belajar.id)



Apakah Guru-guru hebat Indonesia sudah memiliki akun belajar.id yang diberikan Kemdikbud secara gratis melalui Dapodik?

Akun belajar.id adalah akun pembelajaran elektronik yang memuat nama akun (user ID) dan akses masuk akun yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Akun ini dapat digunakan oleh Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik sebagai akun untuk mengakses layanan atau aplikasi pembelajaran berbasis elektronik atau digital.

Selasa, 10 November 2020

Tantangan Keluarga Kristen Masa Kini

 


Pendahuluan

Keluarga adalah institusi atau lembaga terkecil yang membangun sebuah masyarakat, namun juga sekaligus yang mengalami tantangan yang paling besar seiring dengan perkembangan zaman. Kehidupan di era modern ini begitu penuh dengan kesibukan dan persaingan yang semakin tinggi, menciptakan pribadi-pribadi yang semakin individualis. Orang cenderung mencari kesenangan dan kebahagiaannya sendiri, sehingga ketika hal ini diperhadapkan dengan kehidupan didalam pernikahan maka akan menimbulkan masalah yang cukup besar.

Jumat, 06 November 2020

Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab



Ada orang begitu mudah melempar tanggung jawab, dan melihat orang lain menjadi korban dari apa yang seharusnya ia lakukan.